Tentang Turab El Hikam
Mulai hoby menulis sejak kuliahnya yang sudah melewati semester 10 tak kunjung selesai. Karya-karya tulisnya -- selain tugas makalah dari para dosen -- dimulai dengan cerpen-cerpen remaja yang ditempel diam-diam di majalah dinding pesantrennya, Al-Muayyad Solo.
Kegemaran menulis yang kemudian ditekuninya itu dipicu oleh spirit "menulis itu mudah" yang didapat dari Pelatihan Jurnalistik Pesantren Se-Jawa Bali yang diadakan RMI Jateng di Pesantren Futuhiyyah Mranggen, Demak, Jawa Tengah, akhir 1998
Setelah ikut membidani kelahiran Buletin Al-Muayyad, suami Dwi Indriani ini bergabung dengan Majalah Sastra Pesantren Fadilah, Yogyakarta.. Tak bertahan lama ia pun kemudian hengkang, dan mengobati kerinduan-nya terhadap dunia aktivis yang pernah diakrabinya sejak awal 1998 - 2003 dengan bergabung di tim relawan Indonesia Corruption Watch (ICW) selama tahun 2004. Selesai program pamantauan dana kampanye ia pun keluar, dan menjadi begian dari 20 jutaan orang pengangguran negeri ini.
Wa lillahil hamd.. meski sempat vakum, akhirnya kelakon juga cita-cita ayahanda Aqiela Maziyya Ramadhani untuk berkarir di dunia tulis menulis. Awal Maret 2005, ia dipanggil bergabung dengan Majalah Alkisah, Jakarta. Sebuah kesempatan emas untuk mengasah kembali kemampuan tulis menulisnya. Karena di majalah tersebut berhimpun beberapa orang jurnalis senior seperti Budiman S Hartoyo, Musthafa Helmi dan Harun Musawa.
Turab El Hikam (Debu Kebijaksanaan) atau Kang Turab adalah nama pena dari Ahmad Iftah Shiddiq, penulis muda kelahiran Jakarta, 30 Juli 1976, yang juga alumnus Jurusan Ushuludin STAIN Surakarta dan Pesantren al-Muayyad Mangkuyudan Solo. |